Skip to main content

ekonomi perdagangan klasik dan pembahasannya



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
     Untuk mengenal ekonomi klasik ini melakukan pengkajian terhadap berbagai persoalan terkait dengan:
a)      Pandangan ahli ekonomi klasik
b)      Kritik Keynes terhadap pandangan klasik
c)      Pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian

Maka pada makalah ini akan di uraikan tentang terpentingya “ ekonomi klasik”. Sehingga saya dapat menyimpulkan seberapa pentinya “ ekonomi klasik” dalam dunia usaha

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana tanggapan beberapa ahli tentang ekonomi klasik?
2.      Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik ?
3.      Bagaimana pendekatan perekonomian kegiatatn terkini ?

C.   TUJUAN
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro
2.      Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan sejarah pertumbuhan ekonomi makro








BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Klasik

Pandangan akan perekonomian menurut para ahli ekonomi klasik adalah :
Perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh (Full Employment).
Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa :
1.        Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan/keseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi pada kondisi penggunaan tenaga kerja penuh.Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi.
Sebagai ilustrasi: Pada saat tingkat suku bunga 20 %, besarnya tabungan akan meningkat pesat karena memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, bank akan kesulitan untuk menyalurkan pinjaman karena masyarakat akan lebih memilih untuk menabung daripada berinvestasi karena return atas tabungannya lebih tinggi.
Untuk menanggulangi hal tersebut, bank akan menurunkan suku bunganya. Sebaliknya pada saat tingkat suku bunga 10 %, masyarakat akan memilih untuk mencairkan tabungannya dan memilih untuk berinvestasi saja (dengan asumsi return atas investasi lebih baik). Karena banyak orang yang memilih untuk berinvestasi, bank menjadi kekurangan dana untuk dipinjamkan kepada para investor, untuk menghimpun dana, maka bank akan menaikkan suku bunga tabungannya.
Penyesuaian ini, dalam pandangan ekonomi klasik akan terus berulang-ulang hingga tercapai tingkat bunga pada titik keseimbangan, misalnya 15 %, di mana pada titik tersebut jumlah tabungan dan jumlah investasi adalah sama besar. Dalam kondisi ini pendapatan sebesar 15% dari bunga akan habis untuk pembelian barang kebutuhan karena harga yang ditetapkan oleh para investor memberikan return sebesar 15 % dari nilai investasinya.
Pada titik tersebut, menurut pandangan ekonomi klasik merupakan titik terjadinya kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (Full Employment) dimana penawaran agregat = pengeluaran agregat. Keadaan keseimbangan ini akan tetap wujud karena kebocoran (aliran keluar) dari sektor rumah tangga yaitu ? tabungan akan diimbangi oleh suntikan (aliran masuk) yang sama besar yaitu investasi oleh para pengusaha.
2.       Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh.Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran pada akhirnya dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan para ahli ekonomi klasik antara lain:
a.       Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
b.      Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru)
Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bahwa dalam kondisi adanya pengangguran, para penganggur akan bersedia untuk menerima pekerjaan dengan tingkat gaji yang lebih rendah. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan yang akan menurunkan tingkat gaji.
Dengan berdasarkan pandangan ekonomi klasik, maka tingkat perekonomian suatu negara ditentukan oleh :
  • Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian                (C = Capital)
  • Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L = Labor)
  • Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)
  • Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)

Ø Pandangan Keynes
Teori makroekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh.
Pandangan Keynes yaitu : Penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian
Perbedaan pandangan Keynes dan Ekonomi Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yang bersumber dalam persoalan berikut:
1.      Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam perekonomian.
Menurut pandangan ahli ekonomi klasik faktor penentu besarnya tabungan dan investasi adalah tingkat suku bunga. Akan tetapi, menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat suku bunga, tetapi tergantung pada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga. Artinya semakin besar tingkat pendapatan rumah tangga semakin besar pula tabungan dan sebaliknya.
Dalam pandangan Keynes terhadap besarnya investasi, dia beranggapan bahwa tingkat bunga bukan merupakan satu-satunya komponen utama dalam menentukan besarnya investasi.Besarnya investasi juga ditentukan oleh faktor lain seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan di masa depan, dan tingkat penggunaan dan perkembangan teknologi. Jadi meskipun tingkat bunga tinggi, namun apabila keadaan perekonomian sekarang baik untuk dilakukan investasi dan prospek ke depannya sangat baik, maka kegiatan investasi tetap akan dilakukan.
2.      Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha.
Para ahli ekonomi klasik beranggapan bahwa dengan asumsi ceteris paribus, penurunan tingkat upah tidak akan mempengaruhi biaya produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru). Akan tetapi menurut Keynes, tidaklah demikian. Dia beranggapan bahwa penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya tingkat permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengurangan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga
Karena perbedaan pendapat antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik di atas, Keynes juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap faktor yang menjadi penentu tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan efektif. Yang dimaksud dengan permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian. Dengan bertambah besarnya permintaan efektif dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi.
Dalam analisis Keynes, dia membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Berikut adalah penjelasan faktor yang mempengaruhi permintaan agregat :
1.      Konsumsi dan Investasi, Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal.  Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa). Apabila penawaran uang > permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang < permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula investasi dan sebaliknya.
  1. Pengeluaran Pemerintah dan Ekspor
Dalam analisis makroekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.

Ø Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik
Menyadari kelemahan analisis yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi klasik merupakan dorongan penting kepada Keynes untuk melakukan suatu pendekatan baru di dalam menelaah
·         Pola kegiatan ekonomi masyarakat
·         Bagaimana tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat produksi nasional yang dicapai ditentukan.
Di dalam usahanya ini antara lain Keynes menunjukan beberapa kelemahan dari pandangan ahli ekonomi klasik.  Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori klasik, yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian.  Keynes berpendapat penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Perbedaaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut ;
a.       Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian.
b.      Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha.
Uraian dalam bagian ini akan menerangkan empat isu berikut ;
a.       Pandangan Keynes mengenai tingkat tabungan dan investasi
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga dan perubahan-perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha.
b.      Penentu Tabungan
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga.  Ia terutama tergantung  kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu.  Makin besar jumlah pendapatannya yang diterima oleh suatu rumah tangga, makin besar pula jumlah tabungan yang akan dilakukan olehnya.  Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga itu.  Ini berarti, menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga-dan bukan suku bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
c.       Penentu Investasi
Disamping itu Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga.  Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha dalam melakukan investasi.  Tetapi disamping faktor itu terdapat beberapa faktor penting lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangannya di masa depan dan luasnya perkembangan teknologi yang berlaku. 
Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini adalah menggalakkan dan dimasa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun suku bunga adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi.  Sebaliknya, walupun suku bunga rendah, investasi tidak akan banyak dilakukan apabila barang-barang modal yang terdapat dalam perekonomian digunakan pada tingkat yang jauh lebih rendah dari kemampuannya yang maksimal.
d.      Perbandingan pandangan klasik dan Keynes mengenai faktor utama yang menentukan tabungan.
Pandangan Klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga.  Oleh karena perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. 
  1. Apabila tingkat suku bunga adalah r0 jumlah tabungan adalah S0
  2. Apabila suku bunga adalah r1 jumlah tabungan adalah S1
Dengan demikian grafik menunjukan pandangan klasik yang menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang akan dilakukan masyarakat.
     Pandangan Keynes
Pandangan Keynes mengenai penentuan tabungan masyarakat.  Kurva S adalah fungsi tabungan, yaitu suatu garis yang menggambarkan hubungan di antara jumlah tabunga dan pendapatan nasional.  Kurva S bermula dari nilai tabungan negative, dan S bentuk menaik dari kiri bawah ke kanan atas.  Bentuk kurva S tersebut menggambarkan sifat tabungan masyarakat yang berikut ;
a.       Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negative.  Keadaaan ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya.  Baru setelah pendapatan nasional melebihi Y0 masyarakat menabung sebagian dari pendapatannya.
b.      Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.  


e.       Pandangan Keynes mengenai penentu-penentu suku bunga
Keynes juga mengkritik pandangan klasik mengenai penentuan suku bunga.  Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.  Bank sentral dan system perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu.  Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyrakat untuk memegang uang.

Ø Penentu Kegiatan Ekonomi
1.      Peranan Permintaan Agregat
Analisis Keynes menunjukan tentang pentingnya peranan dari pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi.  Ini berarti analisis Keynes lebih banyak memperhatikan aspek permintaan, yaitu menganalisis mengenai peranan dari permintaan berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian. 
Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekonomian.  Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian, bertambah besar pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan.  Keadaan ini dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi, pertambahan penggunaan tenaga kerja dan pertambahaan penggunaan faktor-faktor produksi.
Analisis Keynes merupakan suatu analisis jangka pendek.  Ini berarti analisnya memisalkan bahwa jumlah maupun kemampuan dari faktor-faktor produksi tidak mengalami pertambahan.  Oleh sebab itu apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi dan lebih banyak faktor-faktor produksi digunakan, pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya akan berkurang.  Dengan demikian tingkat pengguna tenaga kerja dalam perekonomian tergantung kepada sampai dimana besarnya permintaan efektif yang tercipta dalam perekonomian.  Makin besar permintaan efektif, makin kecil jurang diantara tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai dengan tingkat kegiatan ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.  Sebagai akibatnya tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah.
2.      Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat
Dalam analisisnya Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran : pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para pengusaha.  Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor.  Dengan demikian pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen ;
-          konsumsi rumah tangga,
-          investasi perusahaan,
-          pengeluaran pemerintah, dan
-          ekspor.

a.      Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan okeh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tergantung kepada pendapatan yang diterima oleh mereka.  Makin besar pendapatan mereka makin besar pula pengeluaran konsumsi mereka.  Sifat penting lainnya dari konsumsi rumah tangga adalah ; hanya sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. 
Oleh Keynes perbandingan diantara pengeluaran konsumsi pada suatau tingkat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan mengkonsumsi.  Apabila kecondongan mengkonsumsi adalah tinggi, bagian dari pendapatan yang digunakan untuk mengkonsumsi adalah tinggi.  Dengan sendirinya sebaliknya pula, apabila kecondongan mengkonsumsi adalah rendah, maka makin sedikit pendapatan masyarakat yang akan digunakan untuk mengkonsumsi.
Kecondongan mengkonsumsi yang rendah, menyebabkan jurang diantara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan pengeluaran agregat yang sebenarnya menjadi bertambah lebar.  Jurang yang lebih lebar ini menyulitkan suatu perekonomian untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. 
Agar penggunaan tenaga kerja penuh dapat dicapai perlulah para pengusaha menaikkan jumlah investasi yang akan dilakukannya, yaitu mereka harus dapat menginvestasi sebanyak perbedaan diantara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada penggunaan tenaga kerja penuh.  Apabila investasi tidak dapat mencapai tingkat tersebut pengangguran akan berlaku.
b.      Investasi (Penanaman Modal)
Penanaman modal oleh para pengusaha terutama ditentukan oleh dua faktor ;
Ø  efesiensi marjinal modal  
Ø  suku bunga. 
Efesiensi marjinal modal menggambarkan tingkat pengembalian modal yang akan diperoleh dari kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan dalam perekonomian.  Apakah seorang pengusaha akan menanam modal atau membatalkannya tergantung kepada sifat hubungan di antara efesiensi modal marjnal ( atau tingkat pendapatan minimal dari penanaman modal yang akan dilakukan) dengan suku bunga.  
Sekiranya suku bunga lebih tinggi dari efesiensi marjinal dari investasi tersebut, maka pengusahaa itu akan membatalkan rencananya untuk menanam modal.  Seorang pengusaha baru akan menanam modal apabila hasil dari investasinya lebih tinggi dari suku bunga.  Maka, dalam suatu perekonomian, besarnya jumlah investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha tergantung kepada nilai penanaman modal yang tingkat pengembalian modalnya lebih besar dari suku bunga.
Keynes mempunyai pendapat yang sangat berbeda deengan ahli-ahli ekonomi klasik mengelai faktor-faktor yang menentukan suku bunga.  Pandangan Keynes mengenai penentuan suku bunga telah diterangkan dalam bagian yang membahas kritik Keynes terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi klasik.
c.       Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah bukan saja berfungsi untuk mengatur kegiatan ekonomi tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat dalam perekonomian.  Di satu pihak kegiatan pemerintah melalui pemungutan pajak akan mengurangi perbelanjaan agregat.  Akan tetapi pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah dan langkah tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat.  Kerapkali pemerintah membelanjakan dana yang melebihi penerimaan pajak.  Langkah seperti ini akan meningkatkan keseluruhan pembelanjaan agregat.
d.      Ekspor ke Pasaran Dunia
Ahli ekonomi telah menunjukkan berbagai kebaikan dari hubungan ekonomi dengan luar negeri, terutama kegiatan mengekspor dan mengimpor.  Ahli ekonomi klasik telah lama menunjukkan bagwa ekspor dapat memperluas pasar ( contoh ; sumbangan ekspor karet dan minyak mentah kepada ekonomi Indonesia ) dan memungkinkan negara yang mengekspor memperoleh dana untuk mengimpor barang lain, termasuk barang modal yang akan mengembangkan perekonomian tersebut lebih lanjut.
Perkembangan perdagangan dunia dalam dua tiga dekade belakangan ini menunjukkan pula bahwa perkembangan ekspor yang pesat telah dapat menciptakan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.  Perkembangan ekspor yang pesat tersebut menyebabkan pertambahan pesat dalam perbelanjaan agregat, yang pada akhirnya akan menimbulkan pertumbuhan pendapatan nasional ( dan pertumbuhan ekonomi ) yang pesat.











Penentuan Kegiatan Ekonomi Klasik

1.      Pandangan ahli ekonomi klasik
Menurut pendapat ahli ahli ekonomi klasik ,dalam suatu perekonomian yang di atur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintan terhadap barang barang itu .Maka dalam perekonomian pada umumnyatidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Dengan perkataan lain, penawaran yang bertambah akan secara otomatis menciptakan pertambahan permintaan.
Keyakinan ahli ahli ekonomi klasik tersebut dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say, seorang ahli ekonomi klasik dari Prancis.Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi.Masalah kelebihan produksi, apabila terjadi, adalah masaah sementara .Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun disektor sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik disektor sektor dimana permintaan terhadap produksi mereka sangat berlebihan.  
a.    Aliran-aliran pendapatan dlm perekonomian klasik
b.   Corak kegiatan ekonomi subsisten.
Yang mana untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan  harus mengunakan faktor produksi. ( upah,bewa,bunga dan untung).
Dan dimana sebagai penyedia faktor-faktor produksi  sektor rumah tangga merupakan pula konsumen dari barang dan jasa yang di produksi oleh sektor  perusahaan.

2.      Penentuan suku bunga
Ahli ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan yang dapat dengan mudah berlaku keatas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan diantara jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha.Semua itu terjadi karena suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan .Perubahan perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai.

3.      Penentuan tingkat upah
Keyakinan ahli ahli ekonomi klasik bahwa pada umumnya perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh didasarkan pula kepada satu keyakinan ,yaitu:apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian penyesuaian didalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat segera diatasi .
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran ,para pengangguran akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku dipasar.

4.      Penentuan tingkat kegiatan perekonomian.
Kemampuan sektor perusahaan dalam mengsilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor faktor produksi yang tersedia dalam kegiatan perekonomian tersebut .Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan oleh:
1.     Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian
2.     Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian
3.     Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan
4.     Tingkat tehnologi yang digunakan


















Comments

Popular posts from this blog

SIUP Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”).

Mengutip istilah Perdagangan dari Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007 dan Perubahannya , Perdagangan berarti kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual-beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan kompensasi. Dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan, perusahaan perdagangan wajib memiliki surat izin untuk melaksanakan kegiatan Perdagangan yang dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan (“ SIUP ”). Kegiatan usaha yang tercantum didalam SIUP menurut lampiran Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007 dan Perubahannya adalah kegiatan-kegiatan usaha yang diklasifikasikan didalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik 57/2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“ KBLI ”). Kami mengasumsikan ibu Novi dalam menjual oli, gas, dan keinginannya menjual susu, diapers , dan peralatan bayi lainnya dilakukan secara eceran. Menurut Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik 57/2009, perdaganga...

pertamina SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)

SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI) Kedudukan dan Kualifikasi SPI mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk menjaminindependensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab SPI Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukankajian secara berkala memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara berkala melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi antara lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional. Melakukan audit guna mendor...

Sejarah Singkat Manajemen Kualitas

Sejarah Singkat Manajemen Kualitas         Kalau dibuat semacam periodisasi sejarah perkembangan manajemen kualitas, maka perkembangan manajemen kualitas telah dimulai sejak awal tahun 1920 yang dimotori oleh beberapa ahli di bidang kualitas. Periode ini dapat dikatakan sebagai periode awal yakni 1920-1940. Pada periode ini manajemen kualitas fokusnya masih sebatas pada inspeksi atau pengawasan. Pandangan saat itu menyatakan bahwa bila inspeksi dilakukan dengan baik, maka hasil kerja akan baik pula. Bila hasil kerja baik dalam arti sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, maka disebut berkualitas. Berdasarkan pandangan yang demikian, maka posisi inspektor menjadi penting. Mereka melakukan pengawasan dengan mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Untuk memudahkan kerja mereka, maka penggunaan konsep statistik yang dikembangkan untuk dapat diaplikasikan dalam pengendalian variabel produk seperti panjang, lebar, berat, tinggi, daya tahan melal...