Skip to main content

NILAI-NILAI MUTLAK DAN RELATIF ahlak dan aqidah



NILAI-NILAI MUTLAK DAN RELATIF
Selain daripada memaparkan konsep dan penghayatan akhlak secara konsepsi dan praktikal dan membedakan antara akhlak orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir berasaskan kepada perbedaan aqidah mereka, Al-Ouran menguraikan pengertian akhlak Islam yang didukung dan dihayati oleh orang-orang beriman. akhlak Islam dijelaskan berdasarkan kepada model insan mulia yang terdapat dalam diri Rasulullah s.a.w. yang telah merealisasikan pengertian akhlak Al-Quran dalam kehidupan yang realistik. Rasulullah s.a.w. dikatakan sebagai Al-Quran yang berjalan. Aishah ra. berkata ‘Adapun akhlak baginda ialah Al-Ouran’ Kerana itu nilai-nilai asas yang membentuk akhlak Islam ialah nilai-nilai mutlak.
Nilai-nilai asas ini, tidak bersifat relatif atau nisbi. Nilai-nilai asas yang membentuk akhlak Islam, tidak berubah-ubah mengikut zaman dan tempat. la tidak hanya baik pada masa yang lalu dan tidak baik untuk masa sekarang. Apa yang diperakukan oleh Al-Quran dan Al-Sunnah sebagai baik, maka ia adalah baik untuk sepanjang zaman dan tempat. Apa yang dianggap tidak baik, maka ia adalah tidak baik untuk selama-lamanya. Apa yang baik adalah halal dan yang buruk dan tidak baik itu adalah haram. Perkara halal dan yang haram diterangkan dengan jelas. Nilai-nilai yang baik dan buruk diprogramkan ke dalam hukum-hukum yang menentukan sama ada sesuatu perkara itu boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan, yang mesti dilakukan atau mesti dilakukan atau mesti ditinggalkan atau dijauhkan. Hukum-hukum itu ialah wajib, sunat, haram dan makruh. Perkara-perkara yang telah diprogramkan ke dalam hukum-hukum ini adalah mutlak sifatnya. Akan tetapi perkara-perkara yang termasuk dalam perkara harus adalah relatif sifatnya.
Nilai-nilai akhlak Islam, berbeda dengan nilai-nilai budaya Barat yang semata-mata bergantung kepada akal dalam menentukan nilai-nilai baik dan tidak baik. Kerana itu, kebanyakan nilai-nilai dalam budaya barat bersifat relatif. Pada hari ini ia difikirkan sebagai baik dan di masa yang lain ia ditolak sebagai baik. Begitu juga yang dipandang buruk pada hari ini, tidak lagi dianggap demikian pada masa yang lain. Homoseksual dan Lesbian, dahulu dianggap haram dan tidak baik. Sebaliknya hari ini perbuatan itu dihalalkan dan dibenarkan sebagai legal serta mendapat hak-hak dan perlindungan perundang-undanagan. Kenisbian nilai-nilai akhlak ini, menimbulkan huru hara nilai yang mengakibatkan kepincangan akhlak.
Rasulullah s.a.w., adalah contoh seorang hamba Allah yang bersyukur yaitu contoh berakhlak mulia dan tinggi dalam hubungan dengan Allah S.W.T. lni berasaskan kepada peribadahan yang dilakukannya dengan penuh ikhlas mengikut sistem peribadahan yang ditentukan oleh Allah S.W.T. Allah S.W.T berfirman yang bermaksud:
“Mereka tidak diperintahkan melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas serta mempunyai sistem agama.(al-Bayyinah: 5)
Orang-orang kafir musyrik yang beribadah kepada yang lain daripada Allah S.W.T. adalah manusia yang tidak berakhlak dan berperilaku biadab terhadap Allah S.W.T Abu Lahab, Firaun, Namrud dan lain-lain adalah contoh manusia yang tidak berakhlak dan biadab terhadap Allah S.W.T. Mereka takabur, angkuh dan sombong. Mereka melakukan kemungkaran, kezaliman dan kerusakan di bumi akibat daripada kesyirikan mereka terhadap Allah. Nilai-nilai syirik menjadikan mereka manusia yang tidak bermoral dan makhluk perusak yang meluas seperti di kalangan generasi baru masyarakat barat.

Comments

Popular posts from this blog

SIUP Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“KBLI”).

Mengutip istilah Perdagangan dari Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007 dan Perubahannya , Perdagangan berarti kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual-beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan kompensasi. Dalam melaksanakan kegiatan Perdagangan, perusahaan perdagangan wajib memiliki surat izin untuk melaksanakan kegiatan Perdagangan yang dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan (“ SIUP ”). Kegiatan usaha yang tercantum didalam SIUP menurut lampiran Permendag 36/M-DAG/PER/9/2007 dan Perubahannya adalah kegiatan-kegiatan usaha yang diklasifikasikan didalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik 57/2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (“ KBLI ”). Kami mengasumsikan ibu Novi dalam menjual oli, gas, dan keinginannya menjual susu, diapers , dan peralatan bayi lainnya dilakukan secara eceran. Menurut Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik 57/2009, perdaganga...

pertamina SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)

SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI) Kedudukan dan Kualifikasi SPI mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk menjaminindependensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab SPI Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukankajian secara berkala memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut secara berkala melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi antara lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional. Melakukan audit guna mendor...

Sejarah Singkat Manajemen Kualitas

Sejarah Singkat Manajemen Kualitas         Kalau dibuat semacam periodisasi sejarah perkembangan manajemen kualitas, maka perkembangan manajemen kualitas telah dimulai sejak awal tahun 1920 yang dimotori oleh beberapa ahli di bidang kualitas. Periode ini dapat dikatakan sebagai periode awal yakni 1920-1940. Pada periode ini manajemen kualitas fokusnya masih sebatas pada inspeksi atau pengawasan. Pandangan saat itu menyatakan bahwa bila inspeksi dilakukan dengan baik, maka hasil kerja akan baik pula. Bila hasil kerja baik dalam arti sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, maka disebut berkualitas. Berdasarkan pandangan yang demikian, maka posisi inspektor menjadi penting. Mereka melakukan pengawasan dengan mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Untuk memudahkan kerja mereka, maka penggunaan konsep statistik yang dikembangkan untuk dapat diaplikasikan dalam pengendalian variabel produk seperti panjang, lebar, berat, tinggi, daya tahan melal...