B. Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas
Teori penentuan tingkat suku bunga
Keynes dikenal dengan teori liquidity prefence. Keynes mengatakan bahwa
tingkat bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya
terjadi di pasar uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh
penawaran dan permintaan akan uang.
Dalam Konsep Keynes, alternatif
penyimpangan kekayaan terdiri dari surat berharga (bonds) dan uang
tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk penyimpangan kekayaan
adalah perilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko dan ingin
memaksimumkan keuntungan.
Keynes tidak sependapat dengan
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang mengatakan bahwa tingkat tabungan
maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan
perubahan-perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta
pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi
yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang
dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat
bunga. Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan
rumah tangga itu. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu
rumah tangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya.
Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau
penurunan, peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan menimbulkan
pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah
tangga dan bukannya tingkat bunga.
Teori permintaan uang Keynes
menekankan kepada berapa besar proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk
uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes mengasumsikan bahwa
perekonomian belum mencapai tingkat full employment. Oleh karena itu,
produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat
harga-harga. Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang
untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian, setidaknya untuk
jangka pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes, berperan untuk
meningkatkan produksi nasional. Setelah perekonomian berada dalam keadaan
full employment, barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi berperan untuk
meningkatkan produksi nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa teori
Keynes adalah teori ekonomi jangka pendek sebelum mencapai full employment.
Dalam teori Keynes dikenal tiga
motif yang mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu :
- Keperluan Transaksi (Transaction Motive). Yaitu motif memegang uang untuk keperluan transaksi sehari-hari. Besarnya uang untuk keperluan ini tergantung kepada besarnya pendapatan.
- Keperluan Berjaga-jaga. Yaitu motif memegang uang karena adanya ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi dan motif berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.
- Keperluan Spekulasi. Yaitu motif memegang uang untuk keperluan spekulasi dan mencari keuntungan sebagaimana motif berjaga-jaga, motif permintaan uang untuk spekulasi ini timbul akibat adanya ketidakpastian di masa yang akan datang. Keynes mengatakan bahwa motif ini berdasarkan kepada keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Gambar (a) menunjukkan uang kas
diperlukan untuk setiap tingkat pendapatan, berapapun tingkat suku bunga
yang berlaku nilai MT dan MP tidak elastis terhadap perubahan tingkat suku
bunga. Pada gambar (b) permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh
tingkat bunga, yaitu:
- Apabila tingkat bunga tinggi permintaan rendah karena orang lebih suka memegang surat berharga seperti obligasi daripada memegang uang.
- Sebagai contoh, pada r0 permintaan uang pada spekulasi adalah sebanyak MS1 semakin menurun tingkat bunga semakin banyak permintaan uang untuk spekulasi karena orang lebih suka memegang uang daripada obligasi. Sebaliknya MSp elastis terhadap perubahan tingkat suku bunga dan mempunyai hubungan yang negatif.
Sebagaimana sudah dikemukakan pada
bagian terdahulu, hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat harga
berbanding terbalik. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka surat-surat
berharga akan turun demikian pula sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku
bunga yang sangat rendah, orang akan cenderung memegang uang kas daripada
surat-surat berharga. Seandainya jumlah uang beredar bertambah besar, orang
akan cenderung tetap memilih memegang uang kas. Keadaan seperti ini
disebut perangkap liquiditas (liquidity trap) sebab semua uang kas
terperangkap ditangan untuk menghindari kerugian dan tidak akan beredar sebagai
uang aktif.
Comments
Post a Comment